![]() |
Produk ekonomi kreatif Indonesia banyak diperhitungkan di pasar global |
"Fesyen sendiri akan terus didorong karena terbukti menjadi salah satu produk ekonomi kreatif andalan Indonesia yang telah menembus pasar global," ucap Wishnutama di Jakarta (12/3). Data Kementerian Industri sepanjang Januari hingga Oktober 2019 menunjukkan industri tekstil dan pakaian menyumbang 10,84 miliar dolar AS atau Rp 148 triliun. Secara spesifik Wishnutama kemudian menyebut potensi besar di industri fesyen muslim.
Data dari State of the Global Islamic Economy Report pada 2019 menyebutkan konsumsi fesyen muslim dunia mencapai 270 miliar dolar AS. Di 2022 diproyeksikan meningkat menjadi 373 Miliar dolar AS. Hal tersebut menunjukkan industri fesyen nasional memiliki peluang besar di pasar internasional dan harus dioptimalkan.
“Indonesia masuk dalam 3 besar dunia sebagai negara pengekspor produk fesyen muslim dunia, setelah Turki dan Uni Emirat Arab (UAE)," sambung Wishnutama.
Sementara IIFC (Indonesia Islamic Fashion Consortium) mencatat Indonesia memiliki beberapa keunggulan fesyen yang jadi rujukan dunia. Permintaan busana muslim Indonesia melalui toko darling (online) dari mancanegara terus meningkat. Tingginya permintaan produk fesyen impor dari mancanegara terlihat dari data permintaan melalui e-commerce pada tahun lalu sebesar 45,8 persen berupa pakaian dan 3,5 persen adalah busana muslim. Untuk permintaan busana muslim impor, Wishnutama optimistis, dapat diimbangi produk dalam negeri bahkan lebih unggul baik dari kualitas maupun kuantitas.
Banyak karya para disainer fesyen muslim dari Indonesia tampil dalam event fashion show kelas dunia antara lain di New York Fashion Week, International London Fashion Weeks, maupun Australia Melbourne Fashion Weeks.
"Untuk itu diharapkan para pelaku ekonomi kreatif di subsektor fesyen ini memahami sepenuhnya ekosistem yang ada sehingga dapat menciptakan peluang-peluang baru serta keseimbangan antara pemain lokal dan asing di pasar tanah air," harap Wishnutama (dh/pn).