-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Iklan

Industri Kreatif Sangat Diharap Jadi Penopang Ekonomi Nasional

Rabu, 11 Maret 2020 | Maret 11, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-03-11T14:07:34Z
Produk ekraf nasional masih tak seimbang dalam e-commerce dengan dari luar negeri
Jakarta (#Bogor) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan sektor ekonomi kreatif/ekraf miliki potensi besar sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia ke depan, sehingga dibutuhkan peran semua pihak dalam menciptakan ekosistem yang menunjang.

Menurut Wishnutama di Jakarta (11/3),, Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang punya potensi besar dalam bisnis ekraf. Untuk itu Indonesia harus mengambil peran, terlebih PBB telah menyebut 2021 sebagai "International Year of Creative Economy for Sustainable Development" dimana Indonesia menjadi inisiator dalam resolusi tersebut.

"Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang diperhitungkan dalam bisnis ekonomi kreatif di tingkat dunia," kata Wishnutama. Di 2019, 17 subsektor ekraf memberi kontribusi besar dalam perekonomian tanah air. Berdasarkan data dihimpun dalam OPUS Ekonomi Kreatif 2019, ekraf berberontribusi sebesar Rp 1105 triliun terhadap PDB nasional, yang membuat Indonesia berada di posisi ketiga setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan dalam kontribusi ekraf terhadap PDB negara.

Indonesia ikut jadi inisiator dengan PBB yang menetapkan 2021 sebagai Era Ekonomi Kreatif Bagi Pembangunan Berkelanjutan
Diperkirakan kontribusi ekraf terhadap perekonomian nasional di 2020 meningkat 7.44 persen. Tidak sampai di situ, produk ekraf nasional juga memiliki jumlah ekspor cukup tinggi. Di 2017 jumlahnya mencapai 20.50 miliar dolar AS. Sektor ekraf juga memiliki serapan tenaga kerja tinggi, mencapai angka 17 juta orang di 2019.

"Jumlah tenaga kerja kita sangat banyak dibandingkan dengan tenaga kerja di regional lain. Sebagai perbandingan, Amerika Serikat dengan 4,7 juta pekerja mampu menghasilkan 20 miliar dolar AS. Sudah sepatutnya kita bisa mengambil potensi ini dengan baik," harap Wishnutama.

Wishnutama mengakui ada 'pekerjaan rumah' dalam mengembangkan ekraf tanah air. Seperti regulasi maupun ekosistem dalam menghadapi persaingan global di era Revolusi Industri 4.0. Karena mesti mendorong produk lokal dapat menjadi pemimpin di pasar sendiri bahkan dunia. Saat ini perbandingan jumlah produk kreatif lokal dengan impor di market place masih tidak seimbang.

Di layanan e-commerce Indonesia saat ini, 70 persen diisi produk ekraf dari luar negeri sedangkan lokal hanya mengisi tidak lebih dari 10 persen. Hal serupa juga terjadi untuk pasar offline (ag/ma).
×
Berita Terbaru Update