![]() |
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan I Ketut Diarmita |
Dalam rilisnya, disebutkan Ketut, hasil Survei Konsumsi Bahan Pokok (VKBP) 2017 dan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2019 yang dilaksanakan BPS RI, konsumsi daging ayam ras adalah sebesar 12,79 kg/kapita/tahun. Kebutuhan daging ayam ras sampai Mei 2020 sebesar 1.450.715 Ton. Sementara berdasarkan potensi produksi daging ayam ras sampai Mei 2020, diperkirakan sebesar 1.721.609 Ton.
"Sampai bulan Mei 2020, diperkirakan terdapat surplus daging ayam ras sebesar 270.894 Ton, atau rata-rata surplus sebesar 54.179 Ton/bulan," jelas Ketut. Terkait telur ayam ras, disebutkan berdasarkan hasil Survei VKBP 2017 dan Susenas 2019, konsumsi telur ayam ras adalah sebesar 18,16 kg/kapita/tahun. Kebutuhan telur ayam ras sampai Mei 2020 diperkirakan sebesar 2.059.735 Ton. Sementara berdasarkan potensi produksi telur ayam ras sampai bulan Mei 2020, diperkirakan sebesar 2.084.641 Ton.
"Hal ini berarti masih ada surplus sebesar 24.906 Ton atau 4.981 Ton per bulan,” ungkapnya. Sedangkan berdasarkan hasil Survei VKBP 2017 dan Susenas 2019, konsumsi daging sapi/kerbau sebesar 2,66 kg/kapita/tahun. Kebutuhan daging sapi/kerbau sampai Mei 2020 sekitar 302.300 Ton. Adapun ketersediaan daging sapi/kerbau sampai Mei 2020 berdasarkan produksi dalam negeri sebesar 165.478 Ton. Berdasarkan data tersebut, masih diperlukan tambahan sebanyak 136.822 Ton yang akan dipenuhi melalui impor daging sapi/kerbau sebesar 103.043 Ton dan sapi bakalan 252.810 ekor atau setara 56.659 Ton daging. Hal tersebut berdasarkan kondisi realisasi impor sampai Maret 2020.
"Artinya sampai Mei 2020, kita akan ada akumulasi surplus daging sebanyak 22.880 Ton," ucapnya. Ketut berharap surplus produksi produk pangan asal hewan ini dapat dikelola lebih lanjut menjadi sumber devisa melalui ekspor ataupun diolah menjadi produk olahan untuk menambah nilai jual. “Dengan data-data produksi dan konsumsi tersebut, saya yakin sampai Mei 2020 ini, stok pangan asal hewan mencukupi," tegas Ketut (dh).