 |
| Kemampuan animator lokal akan diasah melalui program pelatihan “Massive” secara daring |
"Pelaku industri animasi yang masih kecil masih bisa melakukan pekerjaan dari rumah, namun tentu kualitas yang dihasilkan akan sangat terbatas. Oleh karena itu, perlu ada pelatihan dan pendidikan untuk bisa meningkatkan kualitas produksi animasi terutama bagi pelaku kreatif yang bekerja dari rumah," kata Josua.
Masssive beri kesempatan bagi 50 animator lokal yang ingin mengembangkan kualitas produknya. Mereka akan mendapat pembelajaran dari delapan narasumber yang ahli di bidangnya dengan berbagai materi pembelajaran yang terbagi dalam tujuh sesi. Ketujuh sesi tersebut diantaranya business insight, sesi diskusi yang menghadirkan pihak bisnis legal, asosiasi, pelaku skala internasional untuk berdiskusi tentang aspek bisnis dan legal yang harus diketahui pelaku animasi.
Selanjutnya sesi Story That Sells, menghadirkan sutradara dan penulis cerita/naskah untuk membahas aspek penting dalam sebuah cerita, kemudian Creating a Character Driven Story membahas proses pengembangan ide, karakter, dan cerita secara keseluruhan dengan market insight. Selain itu juga ada sesi Character Design, mengulas proses pengembangan disain/visual karakter dan lainnya.
"Melalui kegiatan ini diharapkan dapat dikembangkan produk kreatif dalam industri animasi serta peningkatan kapasitas pelaku kreatif industri animasi dalam bidang entrepreneurship," harap Josua. Sementara Direktur Industri Film, TV, dan Animasi Kemenparekraf/Baparekraf, Syaifullah, menambahkan, kegiatan secara daring mulai hari ini hingga tiga hari ke depan, akan menghadirkan sharing dari dua orang perwakilan delegasi Indonesia di ajang Asian Animation Summit (AAS) 2019.
AAS merupakan ajang bergengsi untuk subsektor animasi yang menampilkan proyek animasi terkuat di Asia sekaligus juga dihadiri investor. Indonesia direncanakan akan menjadi tuan rumah AAS 2020 dan 2021, tepatnya akan berlangsung di Bali (ag/ma).
