-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Iklan

KLHK Lakukan Rekayasa Hujan Basahi Lahan Gambut

Sabtu, 23 Mei 2020 | Mei 23, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-05-23T01:29:54Z
Menggunakan Pesawat TNI AU, proses hujan buatan berlangsung sejak 14 hingga 28 Mei
Riau  (#Bogor)  –  Memasuki penghujung musim hujan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan rekayasa hujan untuk membasahi gambut melalui Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Provinsi Riau. Upaya ini dilakukan atas rekomendasi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), karena melihat potensi pembentukan awan hujan masih besar.

Rekayasa hujan dilakukan KLHK guna mengisi embung, kanal, dan membasahi gambut agar tidak kering saat nanti masuk musim panas yang diprediksi mencapai puncaknya pada periode Juni hingga Agustus. ''Kami mendapatkan instruksi dari Ibu Menteri LHK, gambut harus dibasahi sebagai upaya pencegahan karhutla di Provinsi Riau. Rekayasan hujan ini bagian dari ikhtiar, selain kerja tim lapangan di darat yang setiap hari selalu melakukan patroli dan ground check hotspot,'' kata Direktur Pengendalian Karhutla KLHK, Basar Manullang pada awak media (21/5).

Rekayasa hujan diperlukan karena melihat mayoritas Titik Pemantauan Tinggi Muka Air Tanah (TP-TMAT) lahan gambut di Provinsi Riau, telah menunjukkan pada level siaga bahkan bahaya. ''Rekayasa hujan ini bagian dari upaya pencegahan, bukan pemadaman. Karena sifatnya pencegahan, maka kita lakukan di musim hujan mumpung masih ada awan hujan,'' jelas Basar.

Diharapkan dengan pasokan air yang cukup di kanal dan embung, serta gambut selalu basah, ancaman Karhutla di Provinsi Riau dapat berkurang. Pelaksanaan rekayasa cuaca di Provinsi Riau dijadwalkan selama 15 hari kerja, terhitung dari 14-28 Mei 2020 mendatang. Hingga tanggal 20 Mei di Provinsi Riau, telah dilakukan enam sorti penerbangan dengan total bahan semai NaCl sebanyak 4,8 ton.

Berdasarkan citra satelit TRMM, rekayasa hujan telah menghasilkan 17,1 juta m2 air yang turun pada daerah-daerah dengan potensi awan hujan terbesar. Rekayasa hujan juga mulai berhasil membasahi gambut dengan intensitas sedang hingga sedang yang terjadi di sebagian besar wilayah Riau seperti di Kabupaten Siak, Bengkalis, Kepulauan Meranti, Pelalawan dan Indragiri Hilir.

Rekayasa hujan dilakukan dengan pesawat Casa A-2107 milik TNI AU, membawa garam dan menyemainya di sekitar awan hujan dengan ketinggian sekitar 10.000-12.000 feet. Pesawat menuju awan jenis Cumulus memiliki resiko tinggi. Kru pesawat akan berusaha secepatnya menyemai garam dan tidak jarang harus berhadapan langsung dengan faktor cuaca yang sulit diprediksi (dh).
×
Berita Terbaru Update